KOMPAS.com – Setiap manusia mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Salah satu perubahan yang dialami pria adalah pada hormon seksnya terutama kadar testosteronnya.
Hal ini dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hipogonadisme yang juga dikenal sebagai andropause dan Irritable Male Syndrome (IMS).
Meski andropause terdengar seperti menopause, namun kondisinya sangat berbeda seperti yang terjadi pada wanita.
Perbedaan andropause dan menopause
Mengutip Science ABC, Sabtu (16/9/2023) menopause terjadi 12 bulan setelah menstruasi terakhir seorang wanita.
Hal ini menyebabkan penurunan hormon estrogen dan progesteron secara signifikan. Andropause, sebaliknya, terjadi pada pria seiring bertambahnya usia karena berkurangnya testosteron.
Yang lebih penting lagi, menopause mempengaruhi semua wanita dan menyebabkan hilangnya kesuburan.
Namun andropause hanya terjadi pada beberapa pria, dan tidak serta merta menyebabkan hilangnya kesuburan.
Faktanya, hanya 20 persen pria dewasa berusia 65 tahun atau lebih yang memiliki kadar testosteron di bawah kisaran normal pria muda.
Terakhir, berbeda dengan gejala menopause, tanda andropause bersifat ringan dan sulit dibedakan dengan tanda penuaan normal.
Meskipun demikian, andropause dapat memengaruhi hubungan dan membuat hidup lebih kacau bagi sebagian pria.
Penting untuk memahami kondisi ini sehingga kita dapat mengidentifikasinya dan menangani gejalanya secara efektif.
Andropause ditandai dengan serangkaian gejala. Beberapa bersifat fisiologis, seperti disfungsi ereksi dan penurunan libido, sementara yang lain bersifat mental, seperti mudah tersinggung, depresi, kesulitan tidur dan berkonsentrasi.
Lantas apa yang menyebabkan andropause? Seperti disebutkan sebelumnya, andropause dikaitkan dengan hormon seks testosteron.
Testosteron adalah hormon yang diproduksi oleh testis dan bertanggung jawab atas banyak perubahan tubuh yang terkait dengan seks dan reproduksi.
Kadar hormon tidak konstan sepanjang hidup pria. Ketika pria mencapai usia empat puluhan, kadar testosteron cenderung menurun.
Penurunan testosteron (sekitar 1persen per tahun) ini dikaitkan dengan timbulnya gejala IMS, termasuk penurunan libido dan penambahan berat badan.
Selain usia, faktor lain seperti stres tinggi, obesitas, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, peengobatan dan penyakit dapat memengaruhi kadar testosteron.
Sebuah penelitian menemukan bahwa pria berusia 39-70 tahun yang mengalami obesitas mengonsumsi pil resep tertentu, atau menderita kondisi kronis memiliki tingkat testosteron 10 persen lebih rendah di setiap kategori usia.
Hal ini berbeda dengan laki-laki sehat yang termasuk dalam kelompok umur yang sama.
Untuk mengatasinya, terapi hormon yang diawasi oleh dokter, pola makan yang tepat, dan tidur nyenyak semuanya dapat membantu siapa pun yang mungkin mengalami gejala terkait dengan andropause.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Pria #Juga #Dapat #Alami #Menopause #seperti #Wanita
Klik disini untuk lihat artikel asli