KOMPAS.com – Tekanan darah harus dijaga dalam ambang batas normal atau kurang dari 120/80 mmHg, artinya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg.
Apabila seseorang memiliki tekanan darah melebihi 140/90 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit di kondisi cukup istirahat atau tenang, maka masuk dalam kategori hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam waktu lama atau persisten, dapat menimbulkan kerusakan organ-organ tubuh seperti ginjal, jantung, dan otak.
Jika tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang dikenal dengan istilah Hypertension-Mediated Organ Damage (HMOD).
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi dr. Djoko Wibisono, Sp.PD-KGH- menjelaskan, komplikasi hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada organ target yang meliputi stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung, retinopati atau kebutaan, penyakit ginjal kronik, dan gagal ginjal terminal.
“Adanya kerusakan organ sasaran (HMOD), hipertensi dapat meningkatkan mortalitas secara keseluruhan,” papar Djoko dalam Virtual Press Conference World Hypertension Day 2022, Selasa (17/5/2022).
Untuk itu, sebisa mungkin hipertensi dapat dideteksi secara dini agar mendapatkan pengobatan yang tepat.
Komplikasi hipertensi
Hipertensi yang tak diobati bisa menyebabkan komplikasi pada beberapa organ, berikut di antaranya:
1. Otak
Dijelaskan, tekanan darah tinggi akan menyebabkan disfungsi endotel dan akhirnya membentuk plak aterosklerosis.
Kondisi ini akan berkembang menjadi trombosis atau penyumbatan pembuluh darah. Darah tidak dapat mengalir akibat adanya penyumbatan, membuat bagian otak tertentu tidak mendapatkan suplai darah dan pada akhirnya menyebabkan stroke.
2. Jantung
Hipertensi bisa menyebabkan arteri yang mengelilingi jantung mengeras, yang pada akhirnya dapat memicu timbulnya serangan jantung.
Selain itu, hipertensi menjadi salah satu faktor penyebab dari penyakit jantung koroner, dikarenakan tekanan darah tinggi bisa membuat otot-otot jantung mengalami penebalan dan kekakuan.
Sehingga, membuat jantung kesulitan untuk memompa darah, yang pada akhirnya bisa mengalami kegagalan fungsi karena menopang beban yang terlalu berat untuk memompa darah.
3. Ginjal
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, bisa menyebabkan vasokonstriksi atau menurunnya aliran nutrisi yang menyebabkan kerusakan ginjal, seperti penyakit ginjal kronis, bahkan gagal ginjal terminal.
Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah, atau mengeras. Arteri yang rusak ini tidak mampu memberikan cukup darah ke jaringan ginjal.
4. Mata
Komplikasi hipertensi dapat berdampak pada mata. Retinopati hipertensi adalah kerusakan pada retina dan pembuluh darah di sekitar retina, yang disebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Kerusakan organ mata dapat bertambah serius apabila hipertensi dibiarkan atau tidak ditangani dengan tepat.
Retinopati hipertensi diakibatkan dari efek akut hipertensi sistemik, yakni adanya penyempitan (vasospasme) pembuluh darah dan efek kronis hipertensi yang menyebabkan terbentuknya arteriosklerosis.
Kondisi ini bisa mengakibatkan adanya oklusi vascular dan maroaneurisma yang akan mengancam penglihatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Jangan #Remehkan #Hipertensi #Organ #Tubuh #Ini #Bisa #Rusak #akibat #Komplikasi #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli