NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia melonjak hampir 2 persen mendekati level tertinggi dalam 10 bulan pada akhir perdagangan Selasa (12/9/2023) waktu setempat atau Rabu pagi WIB.
Penguatan harga minyak terjadi di tengah prospek pasokan yang lebih ketat, serta optimisme Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) terhadap ketahanan permintaan energi di negara-negara ekonomi utama.
Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 1,6 persen atau 1,42 dollar AS menjadi sebesar 92,06 dollar AS per barrel. Begitu pula dengan minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS yang naik 1,8 persen atau 1,55 dollar AS menjadi seharga 88,84 dollar AS per barrel.
OPEC tetap berpegang pada perkiraannya mengenai pertumbuhan permintaan minyak global yang kuat di 2023 dan 2024, dengan alasan bahwa kondisi negara-negara ekonomi utama lebih kuat dari perkiraan.
Laporan bulanan OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,25 juta barrel per hari (bph) pada 2024.
Di sisi lain, untuk menjaga pasokan tetap terbatas, Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pemotongan produksi minyak sebesar 1,3 juta barrel per hari hingga akhir tahun. Adapun OPEC, Rusia dan produsen sekutunya dikenal sebagai OPEC+.
Anggota OPEC Libya, menutup empat terminal ekspor minyak di wilayah timur karena badai mematikan, sementara anggota OPEC+ Kazakhstan mengurangi produksi minyak hariannya untuk pemeliharaan.
“Harga minyak mentah menguat setelah laporan bulanan OPEC menunjukkan pasar minyak akan menjadi jauh lebih ketat dari perkiraan awal,” kata Analis Pasar Senior Oanda, Edward Moya.
Sementara itu, Badan Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat (AS) memproyeksi produksi minyak global akan meningkat dari 99,9 juta barrel per hari pada 2022 menjadi 101,2 juta barrel per hari pada 2023 dan 102,9 juta barrel per hari pada 2024.
Sedangkan permintaan dunia akan meningkat dari 99,2 juta barrel per hari pada 2022 menjadi 101 juta baerel per hari pada 2023 dan 102,3 juta baerel per hari pada 2024.
EIA juga memperkirakan persediaan minyak global akan turun hampir setengah juta barrel per hari pada paruh kedua 2023, yang menyebabkan harga minyak naik dengan rata-rata Brent mencapai 93 dollar AS per barrel pada kuartal keempat.
Ke depan, pasar minyak menunggu perkiraan pasokan-permintaan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang akan dirilis pada pekan ini, termasuk menanti daya persediaan minyak di AS, data persediaan minyak dari American Petroleum Institute (API).
Selain itu, pasar juga menanti data inflasi AS di bulan Agustus yang dirilis pekan ini. Data inflasi itu akan memberikan gambaran terkait kebijakan suku bunga yang akan diambil bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) ke depannya.
Untuk diketahui, kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, yang kemudian berdampak pada penurunan permintaan minyak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Harga #Minyak #Melonjak #Mendekati #Level #Tertinggi #dalam #Bulan
Klik disini untuk lihat artikel asli