KOMPAS.com – UEFA meminta wasit tidak ragu menindak tegas pemain yang bereaksi berlebihan atau “lebay” setelah dilanggar.
Dikutip dari Marca, anjuran UEFA itu akan diterapkan pada mulai fase grup Liga Champions 2022-2023 pekan ini.
Selain menindak pemain “lebay”, UEFA juga meminta wasit untuk mengukum pemain maupun pelatih yang mencoba melakukan konfrontasi untuk memengaruhi keputusan pengadil.
Roberto Rosetti selaku Kepala Wasit UEFA menganggap anjuran tersebut perlu dilakukan untuk melindungi citra dan nilai fairplay sepak bola.
Menurut Rosetti, UEFA akan segera memberi pengarahan kepada perangkat pertandingan internasional mereka menjelang UEFA Nations League tahun ini dan Kualifikasi Euro 2024.
“Kami bertekad untuk melindungi citra sepak bola. Kami mengangagp jenis perilaku tertenu di lapangan dan di bangku cadangan tidak dapat diterima,” kata Rosetti dikutip dari Marca.
“Itu (bertindak lebay) merupakan perilaku tidak adil kepada sesama pemain. Itu juga merupakan contoh buruk dari perilaku tidak menghargai,” ucap Rosetti.
“Wasit sekarang harus mampu membaca permainan dan memahami kondisi di lapangan,” tutur wasit Final Piala Eropa 2008 itu menambahkan.
Pemain mengeluarkan reaksi berlebihan setelah dilanggar bukanlah hal baru dalam dunia sepak bola.
Satu hal yang mulai menjadi perhatian saat ini adalah jumlah waktu open play pertandingan (situasi bola bergulir di lapangan).
Waktu open play pertandingan tentu akan semakin berkurang jika ada pemain dirawat di lapangan entah itu karena benar mengalami cedera atau berpura-pura.
Publik tentu masih mengingat bagaimana bintang timnas Brasil, Neymar, mendapat sorotan dan kritik ketika tampil di Piala Dunia 2018 Rusia.
Neymar ketika itu disorot bukan karena prestasi melainkan reaksinya yang dianggap berlebihan ketika menrima pelanggaran dari lawan.
Menurut stasiun televisi Swiss, RTS, Neymar menghabiskan waktu 14 menit hanya untuk berguling-guling di atas lapangan selama Piala Dunia 2018.
Angka itu memang berbanding lurus dengan statistik yang menyebut Neymar menjadi pemain yang paling sering dilanggar selama Piala Dunia 2018, yakni sebanyak 28 kali.
Meski demikian, Neymar tetap mendapatkan kritik dari berbagai kalangan karena dianggap reaksinya setelah dilanggar terlalu berlebihan.
Salah satu sosok yang mengikritik Neymar adalah legenda Man United, Eric Cantona.
Mantan pemain asal Perancis itu mengikritik Neymar lewat sebuah video pendek berjudul “Rolling Home” atau berguling sampai ke rumah.
Tidak lama setelah Piala Dunia 2018 berakhir, Neymar sempat menjawab kritik yang ditujukan kepadanya.
Mantan pemain Barcelona itu mengakui reaksinya terlalu berlebihan ketika dilanggar pada Piala Dunia 2018.
Namun, Neymar juga menyatakan bahwa dirinya sangat menderita karena selalu menjadi sasaran pelanggaran dari lawan.
“Anda mungkin merasa saya berlebihan dan saya memang demikian, tetapi saya begitu menderita di atas lapangan,” kata Neymar.
“Saat saya terjatuh, saya sebenarnya merasa berantakan dan itu lebih sakit daripada diinjak di bagian kaki,” ujar mantan pemain Sao Paolo itu menambahkan.
“Saya butuh waktu untuk menerima kritik serta menjadi orang yang baru. Saat ini saya telah mencapai tahap berlapang dada dengan semua cacian,” ucap Neymar pada Juli 2018.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Liga #Champions #UEFA #Minta #Wasit #Tindak #Tegas #Pemain #Lebay #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli