JAKARTA, KOMPAS.com – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meminta warga mengirimkannya video yang merekam tindakan anarkis yang diduga dilakukan prajurit TNI saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Andika mengatakan video yang dikirimkan warga untuk membantu proses investigasi oleh Markas Besar TNI.
Ia menuturkan warga bisa mengirimkan video dugaan aksi anarkis prajurit itu kepadanya atau melalui Pusat Penerangan (Puspen) TNI.
“Ke Puspen boleh, ke saya boleh,” ujar Andika di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (3/10/2022) siang.
Andika memastikan akan memproses pidana prajurit yang melakukan tindakan berlebih terhadap suporter.
Menurutnya, tindakan berlebih prajurit di Kanjuruhan di luar kewenangan mereka.
Untuk itu, Andika menegaskan bahwa prajurit TNI tersebut bukan saja sudah memenuhi unsur pelanggaran disiplin, tetapi juga tindak pidana.
“Jadi kalau KUHPM (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer) Pasal 126 sudah kena, belum lagi KUHP-nya,” tegas Andika.
“Jadi kita tidak akan mengarah pada disiplin, tidak, tetapi pidana karena memang itu sudah sangat berlebihan,” katanya melanjutkan.
Berdasarkan video yang diunggah oleh pengguna Twitter, @mhmmd_faizall, terdapat dua prajurit yang terbang sembari menendang ke arah tubuh dua penonton di lapangan Kanjuruhan.
Kedua suporter ini mendapat tendangan keras ketika berusaha kembali ke area tribun penonton usai memasuki lapangan pertandingan.
Tendangan keras dua prajurit tersebut membuat dua suporter ini terpental dan terkapar ke lapangan.
Tak jauh dari lokasi kekerasan ini, terlihat puluhan prajurit turut mengejar dan memukuli suporter yang berlarian menggunakan pentungan.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupatan Malang, pada 1 Oktober 2022.
Para pendukung Arema yang biasa disebut Aremania berusaha memasuki lapangan usai tim kesayangan mereka kalah 2-3 dari Persebaya.
Pihak kepolisian kemudian merespons dengan menembakan gas air mata ke arah penonton yang berada di tribun stadion.
Akibatnya, 125 orang meninggal dunia. Selain itu, ada 302 orang mengalami luka berat dan 21 luka berat.
Korban meninggal umumnya karena terinjak-injak dan sesak nafas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Panglima #TNI #Minta #Publik #Kirim #Video #Prajurit #TNI #yang #Anarkis #Saat #Tragedi #Kanjuruhan #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli