JAKARTA, KOMPAS.com – Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, sempat menarik perhatian publik.
Remaja-remaja dari pinggir Ibu Kota, seperti Citayam, Bojonggede, dan Depok (CBD), yang awalnya datang ke lokasi itu untuk sekadar berkumpul pada akhirnya ikut berlenggak lenggok di “catwalk” jalanan memamerkan fesyen urban.
Pameran ini menjadi tontonan puluhan bahkan ratusan orang. Sejumlah artis dan model profesional sengaja datang ke CFW untuk meramaikan kegiatan tersebut.
Namun, kini kemeriahan CFW tidak seperti beberapa bulan lalu. Sejumlah remaja yang menolak senjakala CFW pun mengatur strategi untuk menghidupkan kembali acara tersebut.
Rencana CFW akhir pekan depan
Sekelompok remaja itu berniat untuk menggelar CFW di bahu jalan kawasan Dukuh Atas pada Sabtu (17/9/2022).
Sejumlah aktor senior pun akan diundang ke acara tersebut.
Namun, penyelenggara harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Satpol PP dan aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Tanah Abang.
“Malam minggu rencananya bakal digelar lagi Citayam fashion week, kami sudah mengundang beberapa tokoh aktor senior,” ujar koordinator acara bernama Fredy, Sabtu (10/9/2022).
Berdasarkan pantauan Sabtu lalu, kawasan Dukuh Atas masih diramaikan oleh sejumlah remaja.
Awal mula keramaian CFW
Awalnya, remaja-remaja dari pinggir Jakarta mendatangi Terowongan Kendal di kawasan Dukuh Atas.
Kebanyakan dari remaja itu menggunakan kereta rel listrik (KRL) untuk sampai ke lokasi. Dari Stasiun BNI dan Stasiun Sudirman mereka akan berjalan kaki ke Dukuh Atas.
Remaja asal Rangkasbitung, Lebak, Banten, Indah (13), menceritakan bahwa ia sering ke lokasi tersebut bersama temannya saat akhir pekan.
“Sering ke sini. Sampai malam sampai habis maghrib. Rekomendasi sih soalnya murah, enggak bayar, enggak panas juga,” ujar Indah di lokasi, Sabtu (2/7/2022).
Setibanya di lokasi, Indah dan temannya langsung mengabadikan momen tersebut dengan berfoto-foto.
Setelah itu, mereka juga senang membuat konten Tiktok di Terowongan Kendal.
“Tiktokan bareng berduaan Nayla (14). Indah banget terowongannya kece, ramai banyak orang. Ada temen, sama teman saya ada yang bawa pasangan juga,” jelas dia.
Jadi ajang adu outfit
Lama kelamaan, mereka melakukan adu outfit untuk memamerkan fesyen ala mereka.
Yang menjadi ciri khas para remaja CBD adalah pakaian mereka yang nyentrik.
Tak puas hanya ditonton oleh sesama anak tongkrongan di kawasan Dukuh Atas, mereka pun akhirnya berinisiatif untuk mengadakan acara fashion street serupa Harajuku di Jepang.
Setiap Sabtu malam, mereka mengadakan fashion show di zebra cross kawasan Dukuh Atas.
Sabtu (16/7/2022), merupakan kali pertama fashion show itu digelar.
Abdul Sofi Allail (19) adalah sosok pemuda pencetus acara itu. Acara itu pun kemudian dikenal sebagai Citayam Fashion Week (CFW).
Mereka berlenggak lenggok bak model profesional di zebra cross. Seketika, fenomena tersebut viral di media sosial.
“Kemarin banget bikin fashion show sama temen. Ternyata, wow, diapresiasi banget ngerasa kayak harajuku ala Indonesia,” ujar remaja yang akrab disapa El itu saat ditemui usai Fashion Show di Dukuh Atas, Minggu (17/7/2022).
Remaja yang sangat mengidolakan gaya ala harajuku di Jepang itu mengenakan headphone, jaket, dan tas yang menjadi ciri khas gaya harajuku.
Ia mengatakan, fashion show itu biasanya digelar pada pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.
El sehari-harinya berprofesi sebagai konten kreator.
Pro dan kontra
Meski banyak diapresiasi, Citayam fashion week ternyata juga menuai kritikan karena dianggap mengganggu ketertiban umum karena digelar di jalan raya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun sempat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Sabtu (16/7/2022) malam.
Suasana saat sidak tersebut diunggah oleh Anies melalui akun Instagram pribadinya, @aniesbaswedan.
Beberapa kali tampak personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melapor ke Anies terkait upaya mereka menjaga Dukuh Atas agar tetap bersih.
“Diimbau terus, jangan lama-lama foto selfie, sudah 15 menit,” ujar Satpol PP kepada Anies.
Imbauan tersebut ditujukan kepada para remaja yang kerap nongkrong di Dukuh Atas.
Beberapa artis pun sempat ikut meramaikan CFW lantaran dinilai perlu apresiasi dari pemerintah terkait fenomena itu.
Prediksi akan meredup
Fenomena aksi peragaan busana atau “Citayam Fashion Week” di kawasan Dukuh Atas tak lagi ramai seperti beberapa waktu terakhir.
Menanggapi sepinya aksi pameran fesyen yang sempat viral itu, Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyebutkan ada dua faktor menjadi penyebab sepinya kawasan Dukuh Atas belakangan ini.
“Pertama karena sudah ada pelarangan untuk bisa menggunakan fasilitas publik itu untuk memamerkan keunggulan fesyen,” ujar Devie saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/8/2022).
Kemudian faktor kedua, ketenaran “Citayam Fashion Week” di ranah digital yang sudah tak sepopuler seperti beberapa waktu belakangan ini.
“Namanya dunia digital itu masa viralitas masa ketenaran dan sebagainya itu masanya sangat cepat, sangat fluktuatif karena memang algoritma sosialnya itu cepat,” ucap Devie.
“Biasanya popularitas juga sangat singkat karena akan selalu ada konten-konten baru yang menarik yang kemudian menarik perhatian publik lagi,” sambung dia.
Sesuai prediksi pengamat, fenomena itu hanya melejit sesaat dan kemudian redup secara perlahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Potret #Dukuh #Atas #Kini #Masihkah #Dikuasai #Remaja #CBD #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli