JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto membantah tudingan yang menyebutkan bahwa dirinya menggampangkan persoalan pandemi Covid-19 sewaktu menjabat menteri.
Menurut dia, tuduhan bahwa dirinya menyepelekan situasi pandemi adalah isu yang digulirkan pihak-pihak tertentu saat itu.
“Jadi istilah menggampangkan itu adalah hal yang memang isu dicetuskan saat itu. Dan apakah saya menggampangkan? Enggak,” kata Terawan saat berbincang bersama Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosiana Silalahi dalam program Rosi Kompas TV, Jumat (8/7/2022).
Menurut Terawan, telah banyak yang diupayakan untuk menanggulangi pandemi virus corona. Misalnya, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Lalu, mengedukasi masyarakat terkait wabah. Terawan bilang, kunci dari menghadapi pandemi adalah imunitas yang kuat dimulai dari pikiran.
Oleh karenanya, dia berupaya mengedukasi warga supaya menerapkan kebiasaan baru, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.
“Menggampangkan itu istilahnya adalah seolah menganggap bahwa itu ringan. Enggak, bukan begitu. Mengedukasi masyarakat, itu yang paling penting,” ujarnya.
Terkait pernyataannya di awal pandemi yang mengatakan bahwa masker hanya dipakai orang yang sakit, Terawan mengaku dirinya terpaksa.
Sebab, saat itu harga masker melambung tinggi hampir mencapai Rp 2 juta rupiah per boks. Selain itu, terjadi kelangkaan masker, bahkan di lingkungan tenaga medis.
Terawan mengatakan, pernyataan terkait masker hanya dipakai orang yang sakit juga bukan datang dari dirinya, melainkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
“Ada risiko yang lebih besar dan juga harus diingat apa yang saya omongkan itu sesuai dengan WHO,” ucap dia.
Ketika disinggung dirinya jarang buka suara ke publik saat pandemi, kata Terawan, tugas itu sudah diemban oleh Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Terawan membantah bahwa dirinya menghindari sorotan publik, apalagi tak bertanggung jawab terhadap pengendalian pandemi.
Kala itu, dia jarang muncul juga demi menghindari kegaduhan di masyarakat.
“Itu memang hal yang harus dilalui supaya tidak terjadi kegaduhan yang luar biasa. Kegaduhan itu akan mempengaruhi segala hal, baik kesehatan, baik ekonomi, baik macam-macam, dan itu tidak baik untuk rakyat,” tutur mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
#Bantah #Sepelekan #Covid19 #Saat #Jadi #Menkes #Terawan #Saya #Terapkan #PSBB #dan #Edukasi #Warga #Halaman
Klik disini untuk lihat artikel asli