Semenjak lahir di Tanah Air, generasi bangsa selalu diajarkan untuk menjaga sekaligus merawat Bhinneka Tunggal Ika. Tak hanya itu, Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan pemersatu bangsa ini juga selalu diterapkan agar terus membudaya di setiap nadi bangsa Indonesia. Sebab, keberagaman Indonesia memiliki tingkat heterogen yang tinggi. Dalam menjaga dan merawat Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat terus memperjuangkan agar semboyan Bhinneka Tunggal Ika tetap lestari.
Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki budaya dan adat istiadat yang beragam sekaligus melekat dalam setiap suku yang ada. Budaya dan adat itulah yang kemudian menjadikan karakter tersendiri dari masing-masing daerah di Indonesia.
Mulai dari masyarakat Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, hingga Papua memiliki karakteristik tersendiri yang menjadi keberagaman Indonesia. Namun, meski dipenuhi dengan keberagaman, bukan berarti Indonesia tidak mampu bersatu. Malahan, melalui perbedaan ini akan melengkapi satu sama lain dan terbentuklah sebuah persatuan di Indonesia. Maka dari itulah, muncul Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa.
Sejarah bahkan mencatat, bahwa melalui persatuan Indonesia menjadi semakin kuat. Setelah dijajah ratusan tahun, Indonesia terbebas dari cengkeraman penjajahan melalui bersatunya masyarakat. Dan hasilnya? Kemerdekaan tersebut dapat dirasakan hingga saat ini.
Sebagai masyarakat yang menikmati hasil kemerdekaan, hendaknya masyarakat tetap menggemakan dan mengilhami selalu makna Bhinneka Tunggal Ika di kehidupan sehari-hari untuk keberlangsungan negara ke depannya.
Lalu, bagaimana upaya masyarakat dalam menjaga keutuhan semboyan pemersatu bangsa ini? Ambil contoh seperti yang dilakukan oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Perusahaan di bidang smelter nikel ini memiliki lebih dari 40.000 karyawan di dalamnya. Tercatat, tak hanya masyarakat lokal dari Sulawesi Tengah seperti Morowali, Bahodopi, dan Fatufia saja yang bekerja di kawasan industri smelter tersebut. Namun, ada pula yang berasal dari Pulau Jawa, Bali, bahkan Kalimantan.
Bahkan, karyawan di perusahaan tersebut dapat bersinergi dengan tenaga kerja asing (TKA) untuk menuju tujuan serupa: menuju Indonesia yang lebih baik. Dapat dikatakan, kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia terhitung jempolan sekaligus menghargai satu sama lain.
Semua bekerja bersatu padu atas nama kebersamaan dan memajukan Indonesia untuk menjadi lebih baik. Dengan hasil, tak hanya berkarya dalam bidang smelter, PT IMIP juga berhasil mendirikan bandara udara dan pelabuhan yang pada akhirnya bersinergi mencetak roda perekonomian skala daerah hingga nasional. Hal ini merupakan salah satu upaya penerapan Bhinneka Tunggal Ika serta melestarikan semboyan tersebut.
Sayang rasanya jika pada akhirnya semangat menjaga keutuhan Bhinneka Tunggal Ika ini dinodai oleh pesan-pesan kebencian yang semakin menguat di era digital saat ini. Ingatkah kita, bahwa dahulu nenek moyang mengajarkan untuk menjunjung tinggi persatuan, menghargai antar sesama, dan gotong royong. Inilah mengapa Bhinneka Tunggal Ika merupakan warisan berharga dari Indonesia yang harus tetap dilestarikan untuk keberlangsungan bangsa.
Mari kita semua berkaca terlebih dahulu, seperti introspeksi diri. Bahwa, Tuhan menciptakan bumi sekaligus isinya penuh dengan keberagaman. Indonesia dengan 1.340 suku, 740 bahasa daerah, serta etnik atau ras kurang lebih 300 jumlahnya tersebut dari Sabang sampai Merauke.
Dari keberagaman itulah, nilai-nilai kebersamaan, toleransi, solidaritas masyarakat Indonesia diperkuat. Ibarat pohon yang semakin tinggi menjulang ke atas, maka angin akan semakin kencang. Itulah Indonesia. Semakin kuat Indonesia, guncangan berupa informasi miring dan ujaran kebencian yang menyesatkan adalah angin kencang. Ya, angin kencang tersebut dapat kita hadapi ketika berjuang bersama, menghalau kebencian yang ada.
Tidak ada mayoritas dan minoritas di antara perbedaan. Karena pada dasarnya, yang ada hanyalah Indonesia. Mari bersama, menerapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semangat membangun Indonesia.